Tulisan di bawah ini adalah flash fiction berdasarkan foto salah satu anak di Lapak Pemulung. Flash fiction ini dibuat dalam rangka perlombaan di ANJANGSANA Komunitas Serambi Sastra di bawah naungan FLP Ciputat.
TULISKANLAH
Oleh: Irsyaddilsyukri
“Pak, tadi aku belajar nulis nama disekolah,” anak itu
berkata pelan dalam pangkuan bapaknya. Kata-kata itu keluar diantara asap rokok
dan suara televisi kecil. Kata-kata itu ingin membayar keringat pedagang buah
itu. Anaknya mengundang senyum pada istirahat sore itu.
“Kalau begitu, tuliskanlah nama bapak di halaman depan
bukumu,” senyum itu memanggil riang sang anak, dan ia berlari mengambil buku dan
pensilnya. Dan lagi ia kembali pada dekapan sang ayah, dan asap rokok itu
berhenti. Puntungnyapun bersaksi kalau anak itu menulis harap dalam aksara..
E D I
Dengan pensil menari, atas arang yang membentuk putih
kertas. Disanalah anaknya memberi nasi sampai kenyang. Memberi emas hingga
lunas. Menanam budi walau hanya dengan tiga huruf berdiri.
“Ini Yah! Ayah bisa lihat tulisannya. E D I!” Ia
membaca sambil melihatkan buku itu. Masih dalam dekapan yang sama. Walau mata
ayahnya buta kasara. Walau miskin merana.. Semanis mentari sore, tanpa tahu
huruf E itu yang mana. Tanpa tahu hari pendidikan itu kapan adanya. Tapi sang
ayah tahu, kalau anaknya mampu mebuatkan aksara dari namanya. Letihnya hilang.
Dalam baris nama itu ia berjanji akan terus menyekolahkan anaknya, walau ia
harus mati.
“Yang pentiing anakku harus sholeh dan pinter!” ujarnya
sambil mengelus kepala sang anak.
0 komentar:
Posting Komentar