Gerakan 1000 Buku Bacaan untuk Anak Jalanan

Buku adalah gerbang ilmu pengetahuan, begitulah sebuah skema mengemukakan betapa pentingnya keberadaan buku.

Kegiatan Bakti Sosial KOPAJA

Bakti sosial sekaligus sosialisasi perdana kegiatan KOPAJA.

Belajar Gerakan Sholat

Menanamkan kepada anak-anak pentingnya menegakkan sholat sejak dini.

Hasil Karya Anak-anak

Membebaskan ekspresi dan kreasi anak-anak, dan mengarahkannya kepada hal yang positif.

Pesantren Kilat Anak Jalan

Bersama dalam canda dan tawa, mengisi ruhiyah anak-anak dalam kehangatan Ramadhan.

Senin, 10 Februari 2014

Kisah anak bermata telaga di Lapak Pemuda "Kakinya kenapa Ferry?"


Di pagi hari yang agak mendung, kami berlima memulai mengajar. Kak Reni, Kak Winda, kak Arum, Kak Dina, Abang Ashep, dan Abang Azzam memberikan materi seperti menggambar, berhitung matematika, belajar membaca, juga ada beberapa permaianan dari kakak-kakaknya. semua anak-anak berantusias mengikuti jalannya pengajaran. 

Ternyata mengajar anak-anak  itu tidak semudah apa yang kami bayangkan. Bagaimana tidak, lingkungan juga pergaulan anak-anak yang tidak terkontrol, rentan dengan kenakalan. Yah, mau bagaimana lagi, itulah tugas kami para pejuang KOPAJA (Cie, cie...) untuk mengajarkan mereka tatakrama, adab dalam beragama, juga sosialnya. Moga mereka menjadi anak-anak terbaik di masa yang akan datang. Aamiin.

Pengajaran masih berlangsung, Bagas (salahsatu anak didik) tidak mau diam, bawaannya canda aja. Apalagi si Agil yang Sok diam tapi gak mau diam, loh? ya gitu deh, bertingkah ingin mencari perhatian kakak-kakaknya, hehe. 

Tetapi ada satu orang anak, dia pendiam dan baik hati. anaknya kalem, juga terlihat cerdas. dialah Verry (mohon maaf penulis lupa apa namanya pake F atau V) dengan rambut agak kemerahan, dan mempunyai wajah polos sekali, duh gemesnya. Kalau digambarkan seperti sosok kucing Puss in Boot, dengan sorotan matanya aja sudah mampu meluluhkan hati siapa saja yang memandangnya. ^_^. 

Setiap memberikan materi dari kakak abangnya, Verry selalu menyimak, duduk manis di pojokkan, seakan tidak ingin diganggu, kalau ada yang menganggu siap mengeluarkan jurus (biasa aja kali). Namun ada pengajar yang melihat keanehan dari kakinya Verry. Sebuah lilitan lakban kuning melilit jempol kakinya. Mungkin ketika itu dia lagi iseng melilitkan lakban di jempol kakinya. tapi setelah diteliti, diterawang, diraba, dibejek-bejek, terus dibeliin es krim deh. Maaf gak nyambung. 

Pas ditanyakan, ternyata kakinya cantengan, kukunya hampir lepas, dan yang lebih parahnya lagi abang es krimnya tidak jualan. (Maaf gak nyambung lagi). Karena sudah lama cantengan, kakinya mengalami inveksi berat. Nanah yang menguning pekat mengganjal disekitar kukunya (Jangan dibayangkan kalau baca sambil makan, nanti haus, maaf makin gak nyambung).

Seorang dari kami membukakan lakban tersebut, dan menggantikannya dengan Hansaplas (merek disamarkan). tapi itu tidak cukup membuat cantengannya lekas sembuh, khawatir makin parah. Tidak begitu lama, datang dua orang Ibu-ibu keren. Yang satu bernama Ibu Wiwit, dan yang kedua Ibu Lis. Mereka berniat membantu untuk mengajar, dan lain-lain.

Kakak dan abangnya mulai berkenalan dengan kedua sosok Ibu-ibu yang energik itu, dan menerangkan apa saja yang dilakukan KOPAJA, juga bercerita tentang anak-anak kedua lapak. Setelah berbincang 'panjang X lebar', kami akhirnya berphoto bersama dengan anak-anak termasuk  Verry. seperti belum pernah diphoto (kayaknya), anak-anak sudah berkumpul dengan wajah senyum termanisnya.

"Yang belum sikat gigi senyum aja, dan yang sudah sikat gigi silahkan mangap lebar-lebar" Canda salah satu abangnya. (Siapa tuh? ada deh, he..) langsung para manyun, huuuuuu.

Beberapa kakak berinsiatif ingin membawa Verry ke Puskesmas atau rumah sakit terdekat. Alhamdulillahnya, ternyata Ibu-Ibu ini membawa mobil. Kamipun menceritakan kondisi Verry. Dengan semangat pemuda (sesuai dengan nama lapaknya) kami semua langung menuju parkian mobil.

Tau tidak, ternyata Verry baru naik mobil, loh. beruntung sekali kau nak, padahal teman-temanmu pasti banyak yang iri melihatmu naik mobil lumayan mewah tersebut.

Singkat kata, Kami mencari puskesmas, atau rumah sakit.
"Mi, (panggilan untuk Ibu Wiwit, 'Umi') itu ada dokter klinik, coba kesitu aja." Sambil ditunjuk, mobil bergerak ke sana. Eh, eh, eh... ternyata Dokter kandungan. (apa ada yang hamil?). 

Mobil menyatroni satu-satu klinik dokter, yang ada Dokter kandungan, dokter gigi, juga dokter bersalin. (Hayo pilih yang mana??, :))

Kami akhirnya menemukan Rumah Sakit Rawamangun.Verry langsung didaftarkan. Tak begitu lama, Verrypun dipanggil menghadap dokter dengan didampingi Abang dan kakaknya

Dokter: "Sakit apa de?"

Abang: "Ini Dok, kakinya kesandung besi bangunan, itu loh yang buat bangunan" Ya iyalah.

Dokter: : "Oh, coba kakinya dicuci dulu ya. situ di kamar mandi".
              "sudah bersih? sudah ya. sekarang naik ke kasur ya, saya buka perbannya. Wah ini harus dicopot kukunya" (nyerocos aja) Sambil membawa jepitan seperti gunting, dan sedikit alqohol
.
Tiba-tiba datang dokter aslinya, ternyata yang menangani kaki Verry itu asistennya.\

Dokter 2: "Mas ini Bapaknya ya?" Alamajang, masih muda dok, masih single, haha.

Abang/Kakak: "Anak ini asuhan kami, Dok. Kami dari Komunitas PEduli Anak Marjinal Jakarta" Promosi dikit.

Setelah berbincang-bincang dan berkonsultasi mengenai keadaan Verry, kami bergegas mengambil obatnya.
Setelah dibayar, Umi Wiwit mengajak kami makan sate. (Rezeki jangan ditolak, pamali) Akhirnya kami pun makan sate bersama. setelah makan, hujanpun turun dengan derasnnya, walau sesaat saja.

Setelah sholat berjama'ah, kami kembali ke lapak juga ada yang langsung pergi karena ada urusan. Mengantar Verry pulang dengan selamat adalah tugas kami, (sesuai amanah dari orangtuannya Verry "Boleh saja dibawa, tapi balikin lagi ya", kurang lebih begitu). 

Setelah menerangkan kepada orangtuanya bagaimana mengatur minum obat Verry, kami semua langsung  pulang diantar oleh Umi Wiwit dan Mbak Lis.

Kami pulang dengan haru, moga lekas sembuh ya, Verry sayang. Kami akan selalu mengajar dengan penuh keikhlasan. Jadilah anak-anak bermata telaga penuh cita-cita.


Senin, 27 Januari 2014

Pelatihan Calon Relawan KOPAJA di Museum Mandiri


"Brum, brum...." Sebuah motor Scoopy terparkir di parkiran belakang Museum Mandiri Jakarta. Dengan terengah-engah orang tersebut segera turun sambil membawa sekardus Air Mineral.

Satpam menghampirinya, "Maaf Pak ada acara apa ya, pagi-pagi begini sudah datang?"

"Acara KOPAJA Pak, Komunitas Peduli Anak Marjinal. pak wagimannya ada g?"

pak Satpam pun menunjuk seseorang yang sedang duduk sambil menyembunyikan wajahnya dengan topi (Gaya banget ya, hehe).

"Öwalah, Pak Wagiman, kirain siapa..."

"Tempat  acara di Audio Visual kan, hayo mas kita ke depan" langsung kedua orang tersebut bergegas ke depan. ternyata belum di buka Museumnya.

sesudah pintu tempat acara dibuka, kemudian segala peralatan dan lampu mulai dinyalakan. Pak Wagiman memberikan instruksi tentang pemakaian layar In Fokus, dll. Jam sudah menunjukkan pukul 08:27 WIB, tiga orang panitia Carel (calon relawan) ternyata baru sampai ke tempat acara.

Sebelum hari acara, malamnya dari pihak panitia mengirim pesan ke semua jajaran pengurus "KOPAJA" sebagai berikut :
"Assalamuálaikum, mengingatkan agenda besok sudah samapai di TKP jam 07:30 WIB, paling telat. atau denda RP. 150,- permenit!!......"

Mantap gak tuh pesan, sedangkan jam sudah menunjukan 07:30 WIB, yang hadir baru empat orang, sisannya kena denda, termasuk bagian Konsumi.

***

Peserta mulai berdatangan, dua orang, hingga beberapa sudah duduk manis menanti mulainya acara carel tersebut. Panitia sibuk menanta meja register, juga kotak makanan. yang sisannya mempersiapkan komputer untuk prsenteasi, dan  menghubungi pembicara yang ternyata belum datang.
Moderator, Abang Khairudin

Jam sudah menunjukan kurang lebih pukul 10:00 WIB, sebuah musibah ternyata terjadi, motor yang dinaikinya ternyata mengalami pecah ban, dan pembicarapun menaiki kereta hingga ke stasiun kota. pembicara itu bernama Pak Slamet Priyono, orangnya gigih. Dengan mengenakan tas punggung beliau berjalan dengan mantapnya. Sang MC acara Abang Ariri yang gak begitu kece juga, memulai acaranya. Di awali dengan pembacaan Ayat Suci Al-Qurán, kemudian sambutan dari ketua pelaksana Abang Bani, dan ketua umum KOPAJA Kak Lisfatul. Tidak begitu lama Moderator pembicara Abang Khairudin sudah siap-siap di panggung memberika arahan kepada peserta, serta membuka segmen pemberian materi. Pak Slametpun dengan semangat memberikan materi juga motivasi.


PEserta Mendengarkan Pembicara (Pak Slamet)

Salahsatu materi yang diberikan adalah tentang "5 KUNCI SUKSES". apa saja 5 kunci sukses itu? beliaupun menjabarkan:
yang pertama adalah tentang SEMANGAT.
Yang kedua adalah tentang AKTIF.
Yang ketiga adalah tentang BUKA HATI.
Yang keempat adalah tentang KONSENTRASI, dan
yang kelima adalah GEMBIRA
PAk Slamet memberikan materi kepada peserta Calon Relawan  KOPAJA

semua peserta menyimak dengan baik, juga senang.
***
Abang bani, Ketua pelaksana juga perwakilan penyerahan piagam kepada Pak Slamet 

Hari sudah siang, sebentar lagi adzan dzuhur. Acara masih berlangsung dengan khidmat. para panitia ada yang mondar-mandir entah apa saja yang dikerjakannya, juga bebrapa masih asik mendengarkan. Beberapa peserta ada yang tertawa mendengarkan materi dari Pak Slamet.

Akhirnya sudah sampai pada penghujung acara, segmen tanya jawab sudah dimulai. hanya dengan dua pertanyaan saja acara materi tersebut sudah usai. Panitia dan peserta bergegas menunaikan sholat; sebagian ada yang jalan-jalan melihat suasana museum mandiri, juga hanya menunggu di dalam ruangan acara. Tidak lupa bagian konsumsi membagikan kotak makanan kepada peserta.


Anak-anak didik KOPAJA mementaskan pertunjukan bernyanyi


Istirahat dimulai dari jam 01:00 an hingga jam setengah 2 an. Kini saatnya pementasan anak-anak dari kebayoran, anak-anak didik KOPAJA yang imut, juga agak bandel, hehe. Tapi tidak membuat mereka jenuh di dalam acara tersebut. berantusias untuk tampil seakan mereka adalah idola yang ditunggu-tunggu (Imajinasi yang berlebihan), dengan diiringi musik oleh Abang Rifki dan Abang Oki.

PEngiring anak-anak, ABang Rifki, dan Abang Oki

Di penghujung acara ada pengenalan Job Descriptions dari masing-masing Divisi, juga mengenalkan semua anggotanya. ditambah dengan tanya jawab.

Semua acara sudah dilaksanakan, Carel sudah resmi menjadi Relawan KOPAJA Jakarta. Acara ditutup dengan doa, dan berphoto-photo bersama. Pergi dan pulang membawa semangat, walau lelah namun ada impian dan harapan dari tiap relawan.

Bersama KOPAJA "Meraih Cita dengan Cinta" :)

Senin, 20 Januari 2014

BAKSOS ANSOS POLITEKNIK NEGERI JAKARTA DI KOPAJA

Komunitas Peduli Anak Marjinal (KOPAJA), Jakarta --- Ahad (19/01) pagi hari seluruh kota Jakarta basah terguyur hujan sedang, mungkin sebagian masyarakat memanfaatkan hari libur ini untuk beristirahat atau berkumpul dengan keluarga. Namun di beberapa sudut kota rekan-rekan pengurus KOPAJA sudah bersiap-siap berangkat mengemban misi untuk mengajar anak-anak di lapak kebayoran. Dua sahabat kembar tapi tidak seakur yang dibayangkan yaitu Abang Ariri dan Abang Riyan sudah bergegas dengan motor matiknya menuju lapak tercinta. Beberapa sahabat juga sudah bergegas berangkat, walau sebagian terhambat oleh derasnya hujan dan banjir yang melanda ibukota belakangan ini, tapi tidak menyurutkan semangat untuk menyusul.

Awan masih mendung pekat, kemungkinan akan hujan besar. Ahad ini agak istimewa, sahabat-sahabat KOPAJA ternyata akan kedatangan tamu dari ANSOS (Anjangsana Sosial) POLITEKNIK Negeri Jakarta yang akan mengadakan Bakti Sosial ke Lapak KOPAJA Kebayoran. mereka berangkat menggunakan Bus KOPAJA dengan jumlah relawan sekisar 25 orang beserta barang-barang baik itu berupa makanan bungkus, speaker, alat musik, dan lainnya. Dengan jas almamater kuningnya, mereka hadir untuk mengajar dan memberikan hiburan kepada anak-anak didik KOPAJA. Di luar mushola walau hanya menyaksikan jalannya acara, pengurus-pengurus KOPAJA merasa senang akan kehadiran para Mahasiswa dari ANSOS Politeknik NJ tersebut. Yang terpenting adalah anak-anak merasa puas, serta mendapatkan manfaat dengan adanya  acara BAKSOS tersebut.

Jam sudah mendekati jam 12 siang, namun awan tetap mendung. para pengurus ANSOS menyudahi acara mereka. Bingkisan untuk anak-anak sudah dibagikan, pemberian piagam penghargaan untuk KOPAJA di wakili oleh Abang Bani pun terlaksana, kemudian diakhiri doa terlantunkan; hanya tinggal kata perpisahan yang belum terucap. Di luar mushola, para pengurus ANSOS mengadakan photo bersama dengan sebuah spanduk terbentang bersama pengurus KOPAJA. Kak Chici, Kak Ami, Kak Amanah, Abang Ariri, ABang Riyan, Abang Bani, Abang Reza, Abang Nizam serta Abang Azzam mulai merapat (Biasa narsis dikit, hehe).

Setelah sholat dzuhur berjamaah, Muhairi Ihsan yang biasanya disapa Ihsan sebagai ketua pelaksana memberikan beberapa statment mengenai acara yang mereka adakan, serta kesan-kesan mereka mengenai KOPAJA itu sendiri. selama berbincang-bincang dengan salahsatu pengurus KOPAJA, beliau menyatakan bahwa program BAKSOS tersebut merupakan program baru tahun 2014 ini. Program-program ANSOS terfokus kepada anak-anak yang kurang mampu, yang memang membutuhkan bantuan. Visi dan misi ANSOS sendiri adalah mencerdaskan bangsa, dan untuk saling berbagi, salahsatunya dengan KOPAJA (Komunitas peduli anak-anak Marjinal) Jakarta . kesan -kesan rekan ANSOS terhadap acara tersebut adalah walau dengan suasana sederhana, apa adanya. "Khorunnas 'anfa'uhum linnas, moga kita adalah orang-orang yang bermanfaat bagi kalangan masyarakat banyak," ujar Kak Ihsan yang juga sebagai ketua pelaksana dari acara BAKSOS tersebut mengakhiri pembicaran. Semua mahasiswa POLITEKNIK Negeri Jakarta yang tergabung di ANSOS sudah mulai meninggalkan lapak Kebayoran dengan wajah senang dalam berbagi kebahagiaan dengan anak-anak didik KOPAJA Jakarta. [JARIN-KOPAJA]